Imaging around me...
There were a lot of people with their own love. with their own world and thing to be liked.
Langit itu kian berarak mengikuti angin yang bertubrukan di angkasa sana. Antara hawa panas dan dingin. Tak bisa dengan mudahnya ditoleransi oleh sederhananya pintalan pemikiran.
Jika aku adalah ranting dari pohon yang paling tinggi... akulah yang akan pertama kali terkena sambaran guntur yang membelah bumi.
Di sini akan kucurahkan, sesuatu hal yang teramat menyesak di hati...
tak ada harap apapun atas tulisan ini, dan aku jujur ketika menulisnya. Tak ada kepura-puraan. Asa yang sudah terlalu lamanya sampai hilang ditelan waktu.
Dan aku berjanji, there no tears when I am writing this.
hanya sebuah kata sederhana yang mudah sekali diucapkan tanpa gentar oleh mulut setiap orang, CINTA.
sebuah kata yang begitu mudah meluncur dari mulut orang-orang, SAYANG.
Cinta dan sayang memadukan sebuah symphony yang sangat anggun dan menawan hati siapa saja yang merasakannya.
Percayakah kamu, ada orang yang belum mengenal atau merasakannya?
Jiwa yang berdesir, debar-debar yang sangat syahdu mewarnai kertas putih kehidupan karena luapan rasa sayang, perhatian dari banyak orang, perhatian dari saudara-saudara, teman, lawan jenis...
Apalagi cinta yang satu ini...
Untaian rasa sayang yang terus disulam oleh dua insan yang dilahirkan berbeda jenis, sangat suci, menyeruak mengharum sampai ke sekitarnya. Mudah didefinisikan dan dirasakan. Juga oleh penulis. sampai berhalaman-halaman cerita cinta penulis bisa torehkan dalam layar monitor.
Sebegitu berdebu-kah diri ini hingga tak ada sentuhan-sentuhan itu?
Jangan sampai aku berburuk sangka padaMu Tuhan... Sudah terlalu banyak kesalahan yang kulakukan padaMu sampai tak bisa akal yang terbatas ini mengingatnya.
Pikiran ini terus berputar liar bagai bola yang menggelinding di tengah luncuran es yang membeku. dan tak bisa memecahkannya sama sekali. Segala sesuatu telah dan mutlak menjadi rahasiaNya.
Namun, tak salah kan jika penulis mempertanyakan semua ini?
Perasaan halus, suci, itu? kapankah bisa menyentuh dasar hati yang rapuh ini? apakah sebegitu rapuhnya sampai penulis belum berhak memilikinya?
catatan kecil si 'greentee'
tentang rasa, pemikiran, dan renungan... blog yang dibuat bertolak pada sebuah harapan... dan bukti janji pada diri sendiri :)
Sabtu, 29 Juni 2013
Sabtu, 04 Mei 2013
Bukan 'Cebol Nggayuh Lintang'
"Sudah lelah berontak...
Bukan berarti juga menyerah pada keadaan...
Hanya berusaha bersyukur dan menghela menikmati setiap nafas yang tersisa."
(Yuanita D Tresnatias, 2013)
Fakta yang menggelitik setahun lalu, di mana seorang anak SMA yang hampir menghadapi saat kelulusan dihadapi dengan masalah "Galau Masa Depan".
Bukan berarti juga menyerah pada keadaan...
Hanya berusaha bersyukur dan menghela menikmati setiap nafas yang tersisa."
(Yuanita D Tresnatias, 2013)
Fakta yang menggelitik setahun lalu, di mana seorang anak SMA yang hampir menghadapi saat kelulusan dihadapi dengan masalah "Galau Masa Depan".
Bukan
berarti sekarang ini si penulis sudah tidak galau. Rasa itu begitu kuat
bermunculan di ubun-ubun sampai hampir tak tega pada diri sendiri untuk
mengingatnya. Tak tega pula pada kedua orang tua, kedua kakak, dan satu
adik keponakan yang rela mengorbankan banyak hal menghadapi diriku
(tepatnya rasa galau yang keterlaluan).
Galau
atau khawatir merupakan suatu kondisi yang wajar bagi seseorang yang
dilanda permasalahan pelik atau dihadapkan pada keharusan mengambil
keputusan besar dalam hidup. (definisi menurutku sendiri)
Mekanisme
pendidikan di negara kita tercinta sekarang ini memang sangat kompleks.
Terutama dalam hal penerimaan Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi Negeri
yang selalu menjadi favorit. Ribuan kursi jenjang Perguruan Tinggi ini
diperebutkan setiap tahunnya oleh puluhan ribu lulusan SMA/SMK/MA atau
sederajat.
Untuk itulah, pasca
menerobos medan 'Ujian Nasional', siswa SMA juga harus fokus pada tahap
selanjutnya. Ke mana mereka akan melangkah? Jika seragam abu itu benar
sudah luntur dan pupus, dengan apa mereka akan menggantinya?
Berseragamkah? Bebaskah? Jas Almamater Perguruan Tinggi mana yang hendak
membalut tubuh gagah mereka setelah berhasil melewati medan perang?
Sayangnya,
kebanyakan siswa SMA tingkat akhir masih belum siap dan mengerti
sepenuhnya mekanisme kompleks yang terjadi di sistem perekrutan
mahasiswa baru. Setiap tahun sistem pendidikan selalu berubah, meskipun
tendensinya adalah untuk kemajuan pendidikan itu sendiri. Namun yang
sering terjadi adalah tambahan beban psikologis dan biaya bagi calon
mahasiswa dan orang tuanya.
Orang
tua seringkali hanya mendukung keinginan positif putra-putri mereka
(dalam hal ini yang dimaksudkan adalah sikap dominan siswa dalam memilih
PT dan jurusan pilihan), atau sikap apatis orang tua terhadap masa
depan anaknya dengan cara memilihkan sendiri PT dan jurusan tanpa
persetujuan sukarela si anak. Tanpa dibekali dengan up-date informasi yang mumpuni tentunya hal ini akan menjadi hal yang merugikan.
Siswa
SMA seringkali memilih PT dan jurusan yang bonafit tanpa
mempertimbangkan dengan matang peluang yang bisa digenggam. Berdasarkan
fakta, Jurusan-jurusan favorit (Kedokteran, Teknik, dan Pendidikan)
selalu bertengger menjadi yang terdepan dalam beberapa tahun terakhir.
Realita
yang terjadi sekarang ini adalah adanya puluhan ribu calon mahasiswa
yang memperebutkan ribuan kursi Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur
SNMPTN baik melalui jalur undangan maupun tertulis. Tentunya, kondisi
mental dan fisik yang kondusif harus dipersiapkan dengan matang untuk
menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam fase peralihan
kehidupan mereka. Sebab, adakalanya seorang lulusan SMA yang tak siap
dan bingung melangkahkan kaki ke mana, ia merasa terhempas dari jeratan,
namun terapung di atas lautan luas tak berpenghuni dan belum bisa
meraba apapun untuk mempertahankan nasibnya. Dukungan dari segenap
keluarga dan guru-guru di SMA baik secara fisik, moril, maupun doa
tentunya sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Kondisi
genting tersebut akan berakhir jika lulusan SMA calon mahasiswa itu
diterima melaui SNMPTN jalur undangan yang memang pengumumannya paling
awal di antara seluruh rangkaian penerimaan mahasiswa baru. Namun,
kondisi bisa saja menjadi semakin buruk ketika belum beruntung menapakki
jenjang PT melalui SNMPN Undangan. Jika sudah seperti ini peran serta
orang terdekat amat sangat dibutuhkan untuk mengarahkan pemikiran ke
arah yang lebih positif, dan menghibur calon mahasiswa tersebut. Orang
terdekat tersebut hendaknya dapat menjadi tempat bercerita yang baik dan
memberi motivasi agar semangat bagi si calon mahasiswa dapat terpupuk
kembali.
Layaknya pepatah, "ada
jalan lain menuju Roma", serangkaian tes diselenggarakan untuk
menyeleksi calon mahasiswa. Upaya untuk membesarkan hati dan memupuk
ulang semangat yang mungkin sempat down dan terpuruk salah
satunya adalah melalui Program Bimbingan Belajar. Melaui Bimbingan
Belajar pra-SNMPTN tulis maupun Ujian Mandiri Perguruan Tinggi, calon
mahasiswa dapat berbagi dengan sesamanya yang mengalami nasib serupa,
dan dapat berinteraksi dengan tentor yang ada sehingga secara
psikologis, hal itu dapat menjadi kekuatan yang positif sehingga hasil
tes akademik yang akan dilakukanpun menjadi lebih maksimal. Lain halnya
jika calon mahasiswa tersebut dibiarkan saja belajar secara otodidak di
rumah. Tekanan psikologis tentunya masih sangat kuat terasa, dan hasil
belajarnyapun kurang maksimal atau bahkan tidak memberikan kontribusi
positif saat mengerjakan soal uji tulis SNMPTN maupun UM.
Di
sinilah kembali dibutuhkan peran serta orang tua dan orang terdekat,
karena mereka mengerjakan soal Uji Tulis SNMPTN dengan beban 'masa
depan' di pundaknya, yaitu kondisi di mana ia terpuruk dari seleksi PT
untuk kedua kalinya. Tentunya calon mahasiswa tersebut sangat khawatir
ketika ia tidak bisa seperti teman-temannya lolos ke Perguruan Tinggi
yang diinginkan dan dengan biaya subsidi pendidikan (biaya kuliah murah)
dari pemerintah. Rasa iri terhadap sesama juga dapat memperburuk
suasana mental.
Sesungguhnya
calon mahasiswa tidak udah bingung. Karena seperti pemahaman yang
penulis tahu adalah seperti pada surat Al-Insyirah 5-6.
"Sesungguhnya
dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."
Di sinilah pemahaman calon mahasiswa mesti diterapkan.
Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya………. (Al-Baqarah : 286)
Aku Frustasi....!!!!
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)
Bolehkah aku berputus asa ?
………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)
Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)
Bagaimana menguatkan hatiku?
….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)
Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka………. (At-Taubah : 111)
untuk itulah Penulis mengajak siswa-siswa SMA yang lulus tahun ini maupun tahun berikutnya untuk tetap tegar menghadapi hidup yang terus bergulir menurut jalan dan kehendak-Nya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya………. (Al-Baqarah : 286)
Aku Frustasi....!!!!
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)
Bolehkah aku berputus asa ?
………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)
Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)
Bagaimana menguatkan hatiku?
….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)
Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka………. (At-Taubah : 111)
untuk itulah Penulis mengajak siswa-siswa SMA yang lulus tahun ini maupun tahun berikutnya untuk tetap tegar menghadapi hidup yang terus bergulir menurut jalan dan kehendak-Nya.
sedikit pengalaman
Penulis juga bukan orang yang seberuntung orang-orang yang lolos
langsung ke PT dengan jalan yang mulus bak jalan tol. Jalanan berliku
yang penuh dengan asam dan pahit telah penulis lalui. Bahkan penulis
sempat bersuudzon dengan yang Maha Memiliki Hidup saat didera
kebingungan memilih pendidikan tinggi. Alhamdulillah Penulis dikuatkan
dengan dukungan keluarga dan sahabat-sahabat sehingga bisa bertahan dan
kembali bersemangat menapakki jalan mimpi yang insya Allah (jika diberi
kesempatan) masih akan menjadi perjalanan panjang menggapai cita-cita.
Meskipun kini penulis berstatus mahasiswi aktif tingkat 1 semester 2
pada sebuah Politeknik Negeri (Program Diploma III), insya Allah
semangat ini akan terjaga dan berpendar... tak lagi semudah itu redup
oleh tiupan angin kencang.
Diploma merupakan
jenjang pendalaman profesi.... Meski lelah dan tertatih, kini dengan
tapak keyakinan, penulis siap melangkah, insya Allah melanjutkan
pendidikan sampai habis. (Sesuai pesan dosen penulis, "Kalau menuntut
ilmu itu baiknya sampai habis. Sekolah itu habisnya sampai S3, Profesor
adalah gelar pengukuhan saja.") dan hal itu sangat terkenang di hati
penulis.
Biarkan saja si
'cebol' ini sempat terpuruk... Sentuhan lembut kasih sayang yang sudah
diberikan orang-orang terdekat penulis akan penulis ubah menjadi
senyuman terindah, dengan ijin Allah SWT. Aamiin... semoga diijinkan..
Mohon support dan doanya agar si 'cebol' ini bisa 'anggagayuh lintang'
aamiin :)
05-05-2013
---yazikaze
Kamis, 23 Agustus 2012
Senja di Ujung Mimpi
Nikmatnya Syukur
Something Lost... Something Get..
Dan bila... Aku berdiri... Tegar... Sampai detik ini. Bukan karena ku akan hebatku....Semua... Kuasa Tuhan... Semua... Kuasa Tuhan...
Tak mampu diriku dapat berdiri tegar.
Terimakasih, Tuhan.
(Karena Cinta, dengan perubahan)
23 Agustus 2012.
Selamat sore dunia…
Alhamdulillah aku masih dapat berkisah… melihat banyak
ciptaanMu Tuhan.. Yang begitu indah….
Hari ini aku bisa melihat segenap keluarga kecilku. Aku sangat
bahagia.
Melihatmu, Ibuku. Bapakku. Kakak laki-lakiku satu-satunya. Kakak
Ipar perempuanku yang cantik. Dan adik bayi keponakanku yang mungil, lucu, dan
kusayang.
Alhamdulillah….
Hanya itu yang bisa kuucapkan pada Mu Tuhanku. ..
Alhamdulillah hari ini sudah dua kali aku makan nasi dan
masakan buatan ibuku tercinta.
Alhamdulillah lebaran kali ini hamba masih ada dan masih
bisa meminta maaf atas segala kesalahan pada saudara-saudaraku walau belum semuanya.
Alhamdulillah… Alhamdulillah…. Alhamdulillah……
Segala puji kupanjatkan pada Mu ya Rabbi. Atas segala nafas dan
rizkiMu yang mungkin seringkali kusiakan. Aku memang hanya manusia. Dan mungkin
paling tidak sempurna di antara yang lainnya dalam hal akhlak dan akidah.
Nuansa Rindu pada Mu ini begitu menjemukanku.
Aku ingin meraih cintaMu…
Tetapi,dengan segala kurang yang kumiliki sekarang, sudikah
Engkau?
Ya Tuhanku….
Sentuhlah aku dengan lembut sayangMu…
Diri hamba hanya bisa berucap Insya Allah… dan hamba hanya
bisa meminta dan berusaha sekadarnya yang
hamba bisa.
Bisakah kau beri tau hamba sesuatu yang tak satu orang pun
tahu?
Adakah seseorang sepertiku yang meminta begitu padaMu?
Gapai aku, Tuhan… sertai setiap hembus nafasku.
Aku tenang, hanya jika Kau ada.
Berhak atau tidak berhak. aku begitu rindu padaNya.
Berhak tidak berhak. begitu ingin mengatakannya
Sang Surya akan terus meranum dan menggelap sampai di ufuk sana.
Biarlah tetap seperti itu. dan memang sudah seharusnya seperti itu.
Ketika pengharapan itu bagaikan surya yang meranum...
Apalagi yang bisa dijadikan alasan....?
Aku tahu satu hal yang pasti. CintaMu akan selalu ada.
Sekalipun akau tersesat dan tak lagi bisa melihat arah yang benar.
aku tahu sesungguhnya dekapanMu lah yang masih menguatkanku untuk bertahan.
Sekalipun kutaksadari hal itu ketika ku mengalaminya.
Aku tidak seindah alunan angin yang begitu lembut dan berenergi.
Dan begitu kumal di hadapanMu Tuhan...
Ketika aku terlarut dalam lautan tenang membiru...
KetenanganMu pula yang akan membawaku kembali.
Terimakasih Tuhan...
Atas dekapan hangat malaikat yang telah kau utus untuk menemani hariku.
dan aku bisa melihatnya hingga kini.
ketika ku sadar, bukan hanya satu, ada dua, tiga, empat, lima.
aku bahagia. Ya, aku bisa katakan sekarang. aku sangat bahagia.
HARI INI. aku masih bisa melihat senyum mereka semua.
Sebelum doa akan kerinduanku itu terkabulkan...
tak terbesit setitikpun di benak ini melihat senyuman mereka hilang...
Tuhan, aku yakin kau begitu kuat dan menguatkan.
Biarlah Surya ini memancarkan hangatnya... sebelum tercapai senjanya...
Alhamdulillahirobbil'alamin....
Selasa, 29 Mei 2012
my first stage
Assalamu'alaikum....
:)
Perkenankan aku menulis tulisan pertamaku di blog pribadiku ini... :D
Menyenangkan rasanya bisa membuat blog sendiri...
Langganan:
Postingan (Atom)